Jakarta, CNN Indonesia —
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terjun bebas 119,21 poin atau minus 1,67 persen ke level 7.036 pada perdagangan pekan lalu. Investor asing mencatat jual bersih (net sell) Rp3,17 triliun selama sepekan.
Sepekan lalu, indeks saham jatuh tiga kali, meski sempat bangkit dua hari beruntun pada Selasa (23/4) dan Rabu (24/4). Performa indeks secara total merosot 0,72 persen pada pekan kemarin.
Sekretaris Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) Kautsar Primadi Nurahmad mencatat rata-rata volume transaksi harian mengalami peningkatan sampai 10,65 persen alias yang terbesar dari aspek lain. Rerata volume transaksi harian naik dari 17,37 miliar lembar saham menjadi 19,22 miliar lembar saham.
Lalu, kapitalisasi pasar selama sepekan juga tumbuh 0,31 persen. Pekan lalu data ditutup di level Rp11.754 triliun alias naik dari kapitalisasi sepekan sebelumnya sebesar Rp11.718 triliun.
Akan tetapi, nilai transaksi harian ambrol 12,91 persen. Kautsar melaporkan nilai transaksi harian IHSG hanya Rp13,62 triliun atau turun dari Rp15,64 triliun di pekan sebelumnya.
“Data rata-rata frekuensi transaksi selama sepekan juga mengalami perubahan sebesar 22,63 persen menjadi 1,06 juta kali transaksi dari 1,37 juta kali transaksi pada pekan lalu,” kata Kautsar, seperti dikutip dari situs IDX, Jumat (26/4).
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana melihat kejatuhan IHSG berpotensi lanjut di pekan ini. Menurutnya, rentang gerak indeks akan berada pada level support 6.969 dan resistance 7.138.
Faktor utama yang bakal menghantui gerak pasar adalah pelemahan nilai tukar rupiah. Herditya menilai sentimen negatif ini belum bisa lepas dari IHSG.
“Kemudian, pekan ini akan ada rilis data manufaktur China, rilis data pekerjaan Amerika Serikat (AS), dan suku bunga The Fed,” ucap Herditya kepada CNNIndonesia.com, Sabtu (27/4).
Berdasarkan faktor-faktor tersebut, ia merekomendasikan tiga saham utama yang dianggap masih berpotensi cuan.
Pertama, emiten berkode MAHA. Saham PT Mandiri Herindo Adiperkasa Tbk itu diyakini bisa bergerak di level 224-230, meski pekan lalu tertahan pada posisi 216.
Kedua, Herditya merekomendasikan saham PT Adi Sarana Armada Tbk yang naik 5 poin ke posisi 745 pada pekan lalu. Ia yakin emiten berkode ASSA ini mampu kembali unjuk gigi, bahkan menembus level 770.
Ketiga, ia menilai ada potensi cuan dari saham HRUM. Herditya menyebut saham PT Harum Energy Tbk itu bisa bangkit ke posisi 1.400, setelah sempat anjlok 1,52 persen ke 1.300.
Sedangkan Supervisor Customer Literation and Education PT Kiwoom Sekuritas Indonesia Oktavianus Audi menyarankan investor melirik saham-saham defensif selama sepekan ini. Sektor yang bisa dicermati, antara lain consumer, non-cyclical, dan basic materials.
Audi secara khusus menitikberatkan pada saham dari perusahaan komoditas emas. Menurutnya, saham dari emiten terkait masih menarik untuk dikoleksi di tengah ketidakpastian global.
“Investor mulai berhati-hati, terlebih jika IHSG gagal bertahan di atas support jangka panjang dan level psikologis 7.000. Untuk saat ini, kami berpandangan hanya bisa memanfaatkan momentum penguatan dalam jangka pendek,” saran Audi.
Menurutnya, IHSG akan bergerak dalam rentang 7.000-7.160 pada pekan ini. Ada juga pengujian di level 7.046, yang bisa jadi sinyal koreksi berkelanjutan jika gagal dipertahankan.
Ia merinci tiga sentimen utama dari dalam negeri yang perlu dicermati. Pertama, dampak dari kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI) sebesar 25 basis point (bps) menjadi 6,25 persen yang di luar ekspektasi pasar, sehingga bisa memunculkan migrasi ke aset yang lebih cuan.
Kedua, rilis kinerja di kuartal I 2024. Emiten dengan kinerja di bawah ekspektasi dinilai akan punya dampak yang lebih besar terhadap gerak IHSG.
Ketiga, rilis inflasi April 2024 yang diyakini naik ke level 3,4 persen year on year (yoy) dari 3,05 persen secara tahunan. Audi menilai ini menjadi sentimen negatif untuk pasar, meski sebenarnya kenaikan inflasi ini merupakan siklus wajar setelah Ramadan dan Idulfitri.
“Sentimen dari luar negeri, pasar menantikan rilis suku bunga The Fed pada pertemuan April 2024 yang diperkirakan akan tetap 5,5 persen, meski inflasi AS menunjukkan kenaikan di atas ekspektasi pasar,” ucap Audi.
“Ditambah, akan ada rilis data pengangguran AS yang diperkirakan tetap pada level 3,8 persen. Namun, jika di atas ekspektasi, maka potensi sikap dovish The Fed mulai terbuka. Masih tertahannya suku bunga acuan AS akan menjadi sentimen negatif untuk pasar saham,” tambahnya.
Secara teknikal, Audi merekomendasikan 3 saham. Pertama, PT Aneka Tambang Tbk alias ANTM yang sahamnya naik 0,31 persen ke 1.595, dipandang akan kembali unjuk gigi hingga posisi 1.700.
Kedua, saham milik PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk yang sempat jatuh 10 poin ke posisi 3.030. Audi menyarankan investor untuk buy on break saham TLKM di level 3.060.
Ketiga, emiten berkode MYOR yang ambruk 1,22 persen ke level 2.420. Menurutnya, saham PT Mayora Indah Tbk masih bisa bangkit dengan perkiraan rentang gerak 2.350-2.600.
(skt/sfr)